Keberadaan emas sebagai barang berharga sudah banyak orang maklum.
Nilai logam mulia utama ini diyakini banyak orang bakal terus naik seiring
dengan keberadaan emas yang terus menipis di perit bumi. Namun, kendati pesona
emas seolah tak pernah surut sebagai asset incaran para pemodal, emas sejatinya
tidak berbeda dengan komoditas pasar lain yang memiliki fluktuasi harga. Tahun
2013 menjadi tahun buruk bagi komoditas emas. Harga emas sempat melorot hingga
dibawah US$1200 per ons troi. Ada satu hal yang bisa kita pelajari dari tren
penurunan harga emas, yaitu klaim para penjualnya tentang kemustahilan
penurunan harga emas adalah dusta belaka. Dengan memahami karakteristik emas
yang juga beresiko turun harga layaknya instrumen investasi lain, cara pandang
kita pada emas bisa jernih. Emas adalah alat lindung nilai asset, selain
merupakan instrument pembantu kita mencapai tujuan keuangan.
Analisis masalah
Kekeliruan memahami fungsi emas dalam perencanaan keuangan kerap
membuat orang terjebak menjadikan emas sebagai tujuan keuangan. Akibatnya orang
rela bersusah-susah berutang sekedar untuk memiliki emas. Koleksi emas
secukupnya saja sesuai kebutuhan dan tujuan keuangan kita. Misalnya sebagai
bagian dana darurat, persiapan dana sekolah anak 5 tahun lagi. Percayalah, emas
bukanlah benda sakti yang bakal selalu naik harganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar