Translate

Minggu, 20 Mei 2012

Kerja Keras Melahirkan Keajaiban


Siapa pun tahu siapa Juventus. Namun memperkirakan tim ini akan jadi juara Liga Italia (Scudetto) musim 2011/2012 hampir mustahil di awal musim. Ketika itu kandidat juara adalah Inter Milan dan AC Milan. Ditambah dengan mulai naiknya lagi Napoli yang jadi kuda hitam. Nama besar "Si Nyonya Tua" Juventus hanya tergambar sebagai tim yang mungkin akan menghuni tiga-empat besar di akhir musim.
 
Juventus memang berantakan di musim-musim sebelumnya. Musim 2010/2011 Juventus hanya menduduki urutan ketujuh. Posisi itu tak beranjak dari musim sebelumnya (2009/2010) yang juga berada di posisi sama. Yang membedakan perolehan nilainya bertambah tiga poin, 55 di musim 2009/2010 dan 58 di musim berikutnya.
Musim 2011/2012, pelatih Juventus diganti dengan mendatangkan pelatih yang belum teruji di Seri A, Antonio Conte. Dia memang mantan pemain Juventus yang pernah merasakan juara Liga Italia sebagai pemain di klub ini. Namun sebagai pelatih? Tunggu dulu!
Sejumlah pengamat di Italia memberikan dua syarat kalau Juventus di bawah Conte mau juara musim ini. Pertama, tim lawan harus bermain ekstra defensif dan Juventus dengan keajaibannya menyerang penuh teknik dan determinasi. Yang kedua, Conte harus menyuntikkan semangat pada para pemainnya di mana mereka banyak yang sudah beranjak tua.
Bagi Conte, dengan komposisi tim yang ada, tak ada cara lain selain menyuntikkan mental juara. Sejumlah pemainnya sudah pernah merasakan juara baik selama di Juventus maupun klub lain, semisal Alessandro Del Piero yang di usianya yang menjelang 38 tahun tapi masih dipercaya jadi kapten. Pemain ini sudah 19 tahun bersama Juventus. Atau Andrea Pirlo yang malang melintang di klub besar AC Milan dan Inter Milan sebelum bergabung dengan Juventus di musim 2011/2012.

Menurut Conte, tak ada yang mustahil, selama kita masih yakin bisa memenangkan setiap pertandingan, juara pun bisa mereka raih. Maka meski sejumlah pihak meragukan dirinya bisa membangkitkan keajaiban di Juventus dan para pemainnya sudah dianggap tidak produktif, dengan suntikan mental "tak pernah menyerah" itu pelan-pelan tim ini bisa bangkit.
Dengan pendekatan seperti itu, Conte berhasil membangun mental pemain Juventus. Dari tiap latihan ke latihan Juventus makin baik. Dari permainan ke permaian Juventus bisa mengatasi lawannya dengan baik. Bahkan tim ini bisa bangkit dari beberapa kali pertandingan yang hampir membuatnya kalah. "Saya belum pernah melihat Juventus bermain seperti ini sebelumnya. Cara mereka berlatih luar biasa," ujar rekan Conte mengenai program latihan yang dijalankan Conte.
Menjelang akhir musim peluang Juventus jadi juara masih abu-abu. Namun catatan tak pernah kalah membuat tim ini mulai diperhitungkan. Dan akhirnya terbukti semalam, di laga yang ke-37 musim ini dan laga yang ke-37 di Seri A bagi kepelatihan Conte bersama Juventus, tim ini berhasil mengalahkan Cagliari 2-0. Tak pernah kalah, 22 menang, 15 kali seri. Juventus meraih nilai 81 dan angka ini tak mungkin terkejar oleh klub lain karena pertandingan hanya menyisakan satu pertandingan. Juventus pun jadi scudetto untuk ke-28 kalinya. 
Banyak yang menyebut, keberhasilan Juventus menjadi juara adalah suatu keajaiban. Dan orang-orang percaya, dengan tak satu pun pemainnya masuk ke daftar 10 besar pencetak gol terbanyak Seri A, keberhasilan Juventus benar-benar berkat tangan dingin Antonio Conte. Itulah hasil kerja kerasnya yang ia tularkan pada timnya hingga Juventus "tak pernah menyerah". Jadi, selama keyakinan masih ada, keajaiban bisa didatangkan dengan kerja keras. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar