PENDAHULUAN
Setiap
daerah mempunyai corak pertumbuhan ekonomi yang berbeda dengan daerah lain.
Oleh sebab itu perencanaan pembangunan ekonomi suatu daerah pertama-tama perlu
mengenali karakter ekonomi, sosial dan fisik daerah itu sendiri, termasuk
interaksinya dengan daerah lain. Dengan demikian tidak ada strategi pembangunan
ekonomi daerah yang dapat berlaku untuk semua daerah. Namun di pihak lain,
dalam menyusun strategi pembangunan ekonomi daerah, baik jangka pendek maupun
jangka panjang, pemahaman mengenai teori pertumbuhan ekonomi wilayah, yang
dirangkum dari kajian terhadap pola-pola pertumbuhan ekonomi dari berbagai
wilayah, merupakan satu faktor yang cukup menentukan kualitas rencana
pembangunan ekonomi daerah.
Keinginan
kuat dari pemerintah daerah untuk membuat strategi pengembangan ekonomi daerah
dapat membuat masyarakat ikut serta membentuk bangunan ekonomi daerah yang
dicita-citakan. Dengan pembangunan
ekonomi daerah yang terencana, pembayar pajak dan penanam modal juga dapat
tergerak untuk mengupayakan peningkatan ekonomi. Kebijakan pertanian yang
mantap, misalnya, akan membuat pengusaha
dapat melihat ada peluang untuk peningkatan produksi pertanian dan perluasan
ekspor. Dengan peningkatan efisiensi pola kerja pemerintahan dalam pembangunan,
sebagai bagian dari perencanaan pembangunan, pengusaha dapat mengantisipasi
bahwa pajak dan retribusi tidak naik, sehingga tersedia lebih banyak modal bagi
pembangunan ekonomi daerah pada tahun depan.
LANDASAN TEORI
Pembangunan
ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya
mengelola sumber daya – sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan
antara pemerintah daerah dan sektor swasta untuk menciptakan lapangan kerja
baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam
wilayah tersebut.
Pembangunan regional pada dasarnya
adalah berkenaan dengan tingkat dan perubahan selama kurun waktu tertentu suatu
set (gugus) variabel-variabel, seperti produksi, penduduk, angkatan kerja,
rasio modal tenaga, dan imbalan bagi faktor (factor returns) dalam
daerah di batasi secara jelas. Laju pertumbuhan dari daerah-daerah biasanya di
ukur menurut output atau tingkat pendapatan.
Pembangunan
ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang melibatkan
pembentukan institusi baru, pembangunan industri alternatif, perbaikan
kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk yang lebih baik,
identifikasi pasar-pasar baru, dan transformasi pengetahuan.
PEMBAHASAN
Pembangunan
ekonomi daerah perlu memberikan solusi jangka pendek dan jangka panjang
terhadap isu-isu ekonomi daerah yang dihadapi, dan perlu mengkoreksi kebijakan
yang keliru. Pembangunan ekonomi daerah merupakan bagian dari pembangunan
daerah secara menyeluruh. Dua prinsip dasar pengembangan ekonomi daerah yang
perlu diperhatikan adalah (1) mengenali ekonomi wilayah dan (2) merumuskan
manajemen pembangunan daerah yang pro-bisnis.
I. Mengenali
Ekonomi Wilayah
Isu-isu
utama dalam perkembangan ekonomi daerah yang perlu dikenali adalah antara lain
sebagai berikut.
a. Perkembangan Penduduk dan Urbanisasi
Pertumbuhan
penduduk merupakan faktor utama pertumbuhan ekonomi, yang mampu menyebabkan
suatu wilayah berubah cepat dari desa pertanian menjadi agropolitan dan
selanjutnya menjadi kota besar. Pertumbuhan penduduk terjadi akibat proses
pertumbuhan alami dan urbanisasi. Petumbuhan alami penduduk menjadi faktor
utama yang berpengaruh pada ekonomi wilayah karena menciptakan kebutuhan akan
berbagai barang dan jasa. Penduduk yang bertambah membutuhkan pangan. Rumah
tangga baru juga membutuhkan rumah baru atau renovasi rumah lama berikut
perabotan, alat-alat rumah tangga dan berbagai produk lain. Dari sini kegiatan
pertanian dan industri berkembang.
Urbanisasi dilakukan oleh orang-orang muda usia yang pergi
mencari pekerjaan di industri atau perusahaan yang jauh dari tempat dimana
mereka berasal. Perpindahan ke wilayah lain dari desa atau kota kecil telah
menjadi tren dari waktu ke waktu akibat pengaruh dari televisi, perusahaan
pengerah tenaga kerja, dan berbagai sumber lainnya. Suatu kajian
mengindikasikan bahwa pendidikan berkaitan erat dengan perpindahan ini. Secara
umum semakin tinggi tingkat pendidikan maka tingkat perpindahan pun semakin
tinggi. Hal ini semakin meningkat dengan semakin majunya telekomunikasi,
komputer dan aktivitas high tech lainnya yang memudahkan akses keluar wilayah.
Urbanisasi
orang-orang muda ini dipandang pelakunya sebagai penyaluran kebutuhan ekonomi
mereka namun merupakan peristiwa yang kurang menguntungkan bagi wilayah itu
bila terjadi dalam jumlah besar. Untuk mengurangi migrasi keluar ini masyarakat
perlu untuk mulai melatih angkatan kerja pada tahun-tahun pertama usia kerja
dengan memberikan pekerjaan sambilan, selanjutnya merencanakan masa depan
mereka sebagai tenaga dewasa yang suatu saat akan membentuk keluarga. Sebagai
dorongan bagi mereka untuk tetap tinggal adalah dengan menyediakan lapangan
pekerjaan yang sesuai.
Lembaga
pendidikan/pelatihan dan dunia usaha perlu menyadari adanya kebutuhan untuk
membangun hubungan kerjasama. Pendidikan mencari cara agar mereka cukup berguna
bagi pengusaha lokal dan pengusaha lokal mengandalkan pada pendidikan untuk
meningkatkan kemampuan tenaga kerja lokal. Jika metode pendidikan yang ada
tidak dapat mengatasi tantangan yang dihadapi, maka ada keperluan untuk
mendatangkan tenaga ahli dari wilayah lain untuk memberikan pelatihan yang
dapat mensuplai tenaga kerja terampil bagi pengusaha lokal.
b. Sektor
Pertanian
Di
setiap wilayah berpenduduk selalu terjadi kegiatan pembangunan, namun ada
beberapa wilayah yang pembangunannya berjalan di tempat atau bahkan berhenti
sama sekali, dan wilayah ini kemudian menjadi wilayah kelas kedua dalam
kegiatan ekonomi. Hal ini mengakibatkan penanam modal dan pelaku bisnis keluar
dari wilayah tersebut karena wilayah itu dianggap sudah tidak layak lagi untuk
dijadikan tempat berusaha. Akibatnya laju pertumbuhan ekonomi wilayah itu
menjadi semakin lambat.
Upaya
pengembangan sektor agribisnis dapat menolong mengembangkan dan mempromosikan
agroindustri di wilayah tertinggal. Program kerjasama dengan pemilik lahan atau
pihak pengembang untuk mau meminjamkan lahan yang tidak dibangun atau lahan
tidur untuk digunakan sebagai lahan pertanian perlu dikembangkan. Dari jumlah
lahan pertanian yang tidak produktif ini dapat diciptakan pendapatan dan
lapangan kerja bagi penganggur di perdesaan. Program kerjasama mengatasi
keterbatasan modal, mengurangi resiko produksi, memungkinkan petani memakai bahan
baku impor dan produk yang dihasilkan dapat mampu bersaing dengan barang impor
yang sejenis serta mencarikan dan membuka pasaran yang baru.
Faktor-faktor
penentu pertumbuhan ekonomi dapat berasal dari dalam wilayah maupun dari luar
wilayah. Globalisasi adalah faktor luar yang dapat menyebabkan merosotnya
kegiatan ekonomi di suatu wilayah. Sebagai contoh, karena kebijakan AFTA, maka
di pasaran dapat terjadi kelebihan stok produk pertanian akibat impor dalam
jumlah besar dari negara ASEAN yang bisa merusak sistem dan harga pasar lokal.
Untuk tetap dapat bersaing, target pemasaran yang baru harus segera ditentukan
untuk menyalurkan kelebihan hasil produksi pertanian dari petani lokal. Salah
satu strategi yang harus dipelajari adalah bagaimana caranya agar petani
setempat dapat mengikuti dan melaksanakan proses produksi sampai ke tingkat
penyaluran. Namun daripada bersaing dengan produk impor yang masuk dengan harga
murah, akan lebih baik jika petani setempat mengolah komoditi yang spesifik
wilayah tersebut dan menjadikannya produk yang bernilai jual tinggi untuk
kemudian disebarluaskan di pasaran setempat maupun untuk diekspor.
Apa
yang telah terjadi di Pulau Jawa kiranya perlu dihindari oleh daerah-daerah
lain. Pengalihan fungsi sawah menjadi fungsi lain telah terjadi tanpa sulit
dicegah. Hal ini mengurangi pemasukan ekonomi dari sektor pertanian di wilayah
tersebut, disamping itu juga menghilangkan kesempatan untuk menjadikan wilayah
yang mandiri dalam pengadaan pangan, termasuk mengurangi kemungkinan berkembangnya
wisata ekologi yang memerlukan lahan alami.
c. Sektor
Pariwisata
Pariwisata
memberikan dukungan ekonomi yang kuat terhadap suatu wilayah. Industri ini
dapat menghasilkan pendapatan besar bagi ekonomi lokal. Kawasan sepanjang
pantai yang bersih dapat menjadi daya tarik wilayah, dan kemudian berlanjut
dengan menarik turis dan penduduk ke wilayah tersebut. Sebagai salah satu
lokasi rekreasi, kawasan pantai dapat merupakan tempat yang lebih komersial
dibandingkan kawasan lain, tergantung karakteristiknya. Sebagai sumber alam
yang terbatas, hal penting yang harus diperhatikan adalah wilayah pantai
haruslah menjadi aset ekonomi untuk suatu wilayah.
Wisata
ekologi memfokuskan pada pemanfaatan lingkungan. Kawasan wisata ekologi
merupakan wilayah luas dengan habitat yang masih asli yang dapat memberikan
landasan bagi terbentuknya wisata ekologi. Hal ini merupakan peluang unik untuk
menarik pasar wisata ekologi. Membangun tempat ini dengan berbagai aktivitas
seperti berkuda, surfing, berkemah, memancing dll. akan dapat membantu
perluasan pariwisata serta mengurangi kesenjangan akibat pengganguran.
Wisata
budaya merupakan segmen yang berkembang cepat dari industri pariwisata.
Karakter dan pesona dari desa/kota kecil adalah faktor utama dalam menarik
turis. Namun kegiatan pariwisata bersifat musiman, sehingga banyak pekerjaan
bersifat musiman juga, yang dapat menyebabkan tingginya tingkat pengangguran
pada waktu-waktu tertentu. Hal ini menyebabkan ekonomi lokal dapat rentan
terhadap perputaran siklus ekonomi.
Ekonomi
wilayah sebaiknya tidak berbasis satu sektor tertentu. Keaneka-ragaman ekonomi
diperlukan untuk mempertahankan lapangan pekerjaan dan untuk menstabilkan
ekonomi wilayah. Ekonomi yang beragam lebih mampu bertahan terhadap
konjungtur ekonomi.
d. Kualitas
Lingkungan
Persepsi
atas suatu wilayah, apakah memiliki kualitas hidup yang baik, merupakan hal
penting bagi dunia usaha untuk melakukan investasi. Investasi pemerintah daerah
yang meningkatkan kualitas hidup masyarakat sangat penting untuk mempertahankan
daya saing. Jika masyarakat ingin menarik modal dan investasi, maka haruslah
siap untuk memberi perhatian terhadap: keanekaragaman, identitas dan sikap
bersahabat. Pengenalan terhadap fasilitas untuk mendorong kualitas hidup yang
dapat dinikmati oleh penduduk suatu wilayah dan dapat menarik bagi investor
luar perlu dilakukan.
Kawasan
bersejarah adalah pembentuk kualitas lingkungan yang penting. Pelestarian
kawasan bersejarah berkaitan dengan berbagai aspek ekonomi lokal seperti
keuangan daerah, permukiman, perdagangan kecil, dan pariwisata dengan
menciptakan pekerjaan yang dapat signifikan. Kegiatan ini memberikan kontribusi
terhadap kualitas hidup, meningkatkan citra masyarakat dan menarik kegiatan
ekonomi yang menghasilkan pendapatan bagi penduduk. Pelestarian kawasan
bersejarah memberikan perlindungan kepada warisan budaya dan membuat masyarakat
memiliki tempat yang menyenangkan untuk hidup. Investor dan developer umumnya
menilai kekuatan wilayah melalui kualitas dan karakter dari wilayahnya, salah satunya
adalah terpeliharanya kawasan bersejarah.
Selain
aset alam dan budaya, sarana umum merupakan penarik kegiatan bisnis yang
penting. Untuk melihat dan mengukur tingkat kenyamanan hidup pada suatu wilayah
dapat dilihat dari ketersediaan sarana umum di wilayah tersebut. Sarana umum
merupakan kerangka utama dari pembangunan ekonomi dan sarana umum ini sangat
penting bagi aktivitas masyarakat. Sarana umum yang palling dasar adalah jalan,
pelabuhan, pembangkit listrik, sistim pengairan, sarana air bersih, penampungan
dan pengolahan sampah dan limbah, sarana pendidikan seperti sekolah, taman
bermain, ruang terbuka hijau, sarana ibadah, dan masih banyak fasilitas lainnya
yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari masyarakat.
Kepadatan,
pemanfaatan lahan dan jarak merupakan
tiga faktor utama dalam pengembangan sarana umum yang efektif. Semakin padat
dan rapat penduduk, biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan sarana umum jauh
lebih murah jika dilihat daya tampung per unitnya. Pola pembangunan yang padat,
kompak dan teratur, berbiaya lebih murah daripada pembangunan yang linier atau
terpencar-pencar. Semakin efisien biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan dan
pengadaan sarana umum maka akan semakin memperkokoh dan memperkuat pembangunan
ekonomi wilayah tersebut.
Sarana
umum yang baru perlu dibangun sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk.
Idealnya fasilitas sarana umum yang ada harus dapat menampung sesuai dengan
kapasitas maksimalnya, sehingga dapat
memberikan waktu untuk dapat membangun sarana umum yang baru. Penggunaan lahan
dan sarana umum haruslah saling berkaitan satu sama lainnya. Perencana
pembangunan seharusnya dapat memprediksikan arah pembangunan yang akan
berlangsung sehingga dapat dibuat sarana umum yang baru untuk menunjang
kegiatan masyarakat pada wilayah tersebut. Penyediaan sarana dapat juga
dilakukan dengan memberikan potongan pajak dan ongkos kompensasi berupa
pengelolaan sarana umum kepada sektor swasta yang bersedia membangun fasilitas
umum.
Wilayah
pinggiran biasanya memiliki karakter sebagai wilayah yang tidak direncanakan,
berkepadatan rendah dan tergantung sekali keberadaannya pada penggunaan lahan
yang ada. Tempat seperti ini akan membuat penyediaan sarana umum menjadi sangat
mahal. Dalam suatu wilayah antara kota, desa dan tempat-tempat lainnya harus
ada satu kesatuan. Pemerintah daerah perlu mengenali pola pengadaan sarana umum
di suatu wilayah yang efektif, baik di wilayah lama maupun di wilayah
pinggiran.
e. Keterkaitan
Wilayah dan Aglomerasi
Kemampuan
wilayah untuk mengefisienkan pergerakan orang, barang dan jasa adalah komponen
pembangunan ekonomi yang penting. Suatu wilayah perlu memiliki akses
transportasi menuju pasar secara lancar. Jalur jalan yang menghubungkan suatu
wilayah dengan kota-kota lebih besar merupakan prasarana utama bagi
pengembangan ekonomi wilayah. Pelabuhan laut dan udara berpotensi untuk
meningkatkan hubungan transportasi selanjutnya. Pemeliharaan jaringan jalan,
perluasan jalur udara, jalur air diperlukan untuk meningkatkan mobilitas
penduduk dan pergerakan barang. Pembangunan prasarana diperlukan untuk
meningkatkan daya tarik dan daya saing wilayah. Mengenali kebutuhan pergerakan
yang sebenarnya perlu dilakukan dalam merencanakan pembangunan tarsnportasi.
Umumnya
usaha yang sama cenderung beraglomerasi dan membentuk kelompok usaha dengan
karakter yang sama serta tipe tenaga kerja yang sama. Produk dan jasa yang
dihasilkan juga satu tipe. Sumber daya alam dan industri pertanian biasanya
berada di tahap awal pembangunan wilayah dan menciptakan kesempatan yang potensial
untuk perkembangan wilayah. Pengelompokan usaha (aglomerasi) berarti semua
industri yang saling berkaitan saling membagi hasil produk dan keuntungan.
Pengelompokan itu juga menciptakan potensi untuk menciptakan jaringan kerjasama
yang dapat membangun kegiatan pemasaran bersama dan untuk menarik kegiatan
lainnya yang berkaitan ke depan atau ke belakang.
Pertumbuhan
ekonomi yang sehat sangat penting jika suatu wilayah ingin bersaing di pasar
lokal dan nasional. Untuk mencapai tujuan ini, pendekatan kawasan yang terpadu
diperlukan untuk mempromosikan pembangunan ekonomi. Prioritas utama adalah
mengidentifikasi kawasan-kawasan yang menunjukkan tanda-tanda aglomerasi dengan
seluruh kegiatan dan institusi yang membentuknya. Kemungkinan kawasan ini menjadi
pusat usaha dan perdagangan tergantung pada jaringan transportasi yang baik,
prasarana yang lengkap, tempat kerja yang mudah dicapai, dukungan modal, dan
kesempatan pelatihan/pendidikan.
II. Manajemen Pembangunan
Daerah Yang Pro-Bisnis
Pemerintah
daerah dan pengusaha adalah dua kelompok yang paling berpengaruh dalam
menentukan corak pertumbuhan ekonomi daerah. Pemerintah daerah, mempunyai
kelebihan dalam satu hal, dan tentu saja keterbatasan dalam hal lain, demikian
juga pengusaha. Sinergi antara keduanya untuk merencanakan bagaimana ekonomi
daerah akan diarahkan perlu menjadi pemahaman bersama. Pemerintah daerah
mempunyai kesempatan membuat berbagai peraturan, menyediakan berbagai sarana
dan peluang, serta membentuk wawasan orang banyak. Tetapi pemerintah daerah
tidak mengetahui banyak bagaimana proses kegiatan ekonomi sebenarnya
berlangsung. Pengusaha mempunyai kemampuan mengenali kebutuhan orang banyak dan
dengan berbagai insiatifnya, memenuhi kebutuhan itu. Aktivitas memenuhi
kebutuhan itu membuat roda perekonomian berputar, menghasilkan gaji dan upah
bagi pekerja dan pajak bagi pemerintah. Dengan pajak, pemerintah daerah
berkesempatan membentuk kondisi agar perekonomian daerah berkembang lebih
lanjut.
Pemerintah
daerah dalam mempertahankan keberlanjutan pembangunan ekonomi daerahnya agar
membawa dampak yang menguntungkan bagi penduduk daerah perlu memahami bahwa
manajemen pembangunan daerah dapat memberikan pengaruh yang baik guna mencapai
tujuan pembangunan ekonomi yang diharapkan. Bila kebijakan manajemen
pembangunan tidak tepat sasaran maka akan mengakibatkan perlambatan laju
pertumbuhan ekonomi. Maka manajemen pembangunan daerah mempunyai potensi untuk
meningkatkan pembangunan ekonomi serta menciptakan peluang bisnis yang
menguntungkan dalam mempercepat laju pertumbuhan ekonomi daerah.
Prinsip-prinsip
manajemen pembangunan yang pro-bisnis adalah antara lain sebagai berikut.
a. Menyediakan
Informasi kepada Pengusaha
Pemerintah
daerah dapat memberikan informasi kepada para pelaku ekonomi di daerahnya
ataupun di luar daerahnya kapan, dimana, dan apa saja jenis investasi yang
sesuai dengan kebutuhan pembangunan yang akan datang. Dengan cara ini maka
pihak pengusaha dapat mengetahui arah kebijakan pembangunan daerah yang
diinginkan pemerintah daerah, sehingga dapat digunakan sebagai dasar
pertimbangan dalam menentukan dalam kegiatan apa usahanya akan perlu
dikembangkan. Pemerintah daerah perlu terbuka mengenai kebijakan
pembangunannya, dan informasi yang diterima publik perlu diupayakan sesuai
dengan yang diinginkan.
b. Memberikan
Kepastian dan Kejelasan Kebijakan
Salah
satu kendala berusaha adalah pola serta arah kebijakan publik yang berubah-ubah
sedangkan pihak investor memerlukan ada kepastian mengenai arah serta tujuan
kebijakan pemerintah. Strategi pembangunan ekonomi daerah yang baik dapat
membuat pengusaha yakin bahwa investasinya akan menghasilkan keuntungan di
kemudian hari. Perhatian utama calon penanam modal oleh sebab itu adalah
masalah kepastian kebijakan. Pemerintah daerah akan harus menghindari adanya
tumpang tindih kebijakan jika menghargai peran pengusaha dalam membangun
ekonomi daerah. Ini menuntut adanya saling komunikasi diantara
instansi-instansi penentu perkembangan ekonomi daerah. Dengan cara ini, suatu
instansi dapat mengetahui apa yang sedang dan akan dilakukan instansi lain,
sehingga dapat mengurangi terjadinya kemiripan kegiatan atau ketiadaan dukungan
yang diperlukan.
Pengusaha
juga mengharapkan kepastian kebijakan antar waktu. Kebijakan yang berubah-ubah
akan membuat pengusaha kehilangan kepercayaan mengenai keseriusannya membangun
ekonomi daerah. Pengusaha daerah umumnya sangat jeli dengan perilaku pengambil
kebijakan di daerahnya. Kerjasama yang saling menguntungkan mensyaratkan adanya
kepercayaan terhadap mitra usaha. Membangun kepercayaan perlu dilakukan secara
terencana dan merupakan bagian dari upaya pembangunan daerah.
c. Mendorong
Sektor Jasa dan Perdagangan
Sektor
ekonomi yang umumnya bekembang cepat di kota-kota adalah sektor perdagangan
kecil dan jasa. Sektor ini sangat tergantung pada jarak dan tingkat kepadatan
penduduk. Persebaran penduduk yang berjauhan dan tingkat kepadatan penduduk
yang rendah akan memperlemah sektor jasa dan perdagangan eceran, yang
mengakibatkan peluang kerja berkurang. Semakin dekat penduduk, maka interaksi
antar mereka akan mendorong kegiatan sektor jasa dan perdagangan. Seharusnya
pedagang kecil mendapat tempat yang mudah untuk berusaha, karena telah membantu
pemerintah daerah mengurangi pengangguran. Pada waktunya pengusaha kecil akan membayar
pajak kepada pemerintah daerah. Dengan menstimulir usaha jasa dan perdagangan
eceran, pertukaran ekonomi yang lebih cepat dapat terjadi sehingga menghasilkan
investasi yang lebih besar. Adanya banyak pusat-pusat pedagang kaki lima yang
efisien dan teratur akan menarik lebih banyak investasi bagi ekonomi daerah
dalam jangka panjang.
Sebagian
besar lapangan kerja yang ada dalam suatu wilayah diciptakan oleh usaha kecil
dan menengah. Namun usaha kecil juga rentan terhadap ketidakstabilan, yang
terutama berkaitan dengan pasar dan modal, walaupun secara umum dibandingkan
sektor skala besar, usaha kecil dan menengah lebih tangguh menghadapi krisis
ekonomi. Pemerintah daerah perlu berupaya agar konjungtur ekonomi tidak
berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha kecil.
d. Meningkatkan
Daya Saing Pengusaha Daerah
Kualitas
strategi pembangunan ekonomi daerah dapat dilihat dari apa yang akan dilakukan
pemerintah daerah dalam menyiapkan pengusaha-pengusaha di daerahnya menghadapi
persaingan global. Globalisasi (atau penduniaan) akan semakin mempengaruhi
perkembangan ekonomi daerah dengan berlakunya perjanjian AFTA, APEC dan
lain-lain. Mau tidak mau, siap atau tidak siap perdagangan bebas akan menjadi
satu-satunya pilihan bagi masyarakat di semua daerah. Upaya untuk menyiapkan
pengusaha daerah oleh sebab itu perlu dilakukan. Pengusaha dari negara maju
telah siap atau disiapkan sejak lama. Pengusaha daerah juga perlu diberitahu
konsekuensi langsung dari ketidaksiapan menghadapi perdagangan bebas. Saat ini,
pengusaha lokal mungkin masih dapat meminta pengertian manajer supermarket
untuk mendapatkan tempat guna menjual produksinya. Tahun depan, bisa tidak ada
toleransi untuk produksi lokal yang tidak lebih murah, tidak lebih berkualitas
dan tidak lebih tetap pasokannya.
Meningkatkan
daya saing adalah dengan meningkatkan persaingan itu sendiri. Ini berarti
perlakuan-perlakukan khusus harus ditinggalkan. Proteksi perlu ditiadakan
segera ataupun bertahap. Pengembangan produk yang sukses adalah yang
berorientasi pasar, ini berarti pemerintah daerah perlu mendorong pengusaha
untuk selalu meningkatkan efisiensi teknis dan ekonomis. Peraturan perdagangan
internasional harus diperkenalkan dan diterapkan. Perlu ada upaya terencana
agar setiap pejabat pemerinah daerah mengerti peraturan-peraturan perdagangan
internasional ini, untuk dapat mendorong pengusaha-pengusaha daerah menjadi
pemain-pemain yang tangguh dalam perdagangan bebas, baik pada lingkup daerah,
nasional maupun internasional.
e. Membentuk Ruang yang Mendorong Kegiatan Ekonomi
Membentuk ruang khusus untuk kegiatan ekonomi akan lebih
langsung menggerakkan kegiatan ekonomi. Pemerintah daerah perlu berusaha
mengantisipasi kawasan-kawasan mana yang dapat ditumbuhkan menjadi pusat-pusat
perekonomian wilayah. Kawasan-kawasan yang strategis dan cepat tumbuh ini dapat
berupa kawasan yang sudah menunjukkan tanda-tanda aglomerasi, seperti
sentra-sentra produksi pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,
peternakan, perikanan; klaster industri, dsb. Kawasan cepat tumbuh juga dapat
berupa kawasan yang sengaja dibangun untuk memanfaatkan potensi SDA yang belum
diolah, seperti yang dulu dikembangkan dengan sistim permukiman transmigrasi.
Kawasan-kawasan ini perlu dikenali dan selanjutnya ditumbuhkan dengan berbagai
upaya pengembangan kegiatan ekonomi, seperti pengadaan terminal agribisnis,
pengerasan jalan, pelatihan bisnis, promosi dsb. Pengembangan kawasan-kawasan strategis dan
cepat tumbuh ini perlu dilakukan bersamaan dengan upaya peningkatan
keterampilan, pengembangan usaha, dan penguatan keberdayaan masyarakat
KESIMPULAN
Pembangunan ekonomi daerah
perlu memberikan solusi jangka pendek dan jangka panjang terhadap isu-isu
ekonomi daerah yang dihadapi, dan perlu mengkoreksi kebijakan yang keliru.
Pembangunan ekonomi daerah merupakan bagian dari pembangunan daerah secara
menyeluruh. Pembangunan ekonomi daerah yang jujur dan transparan akan membuat
daerah tersebut maju dan mandiri serta dapat meningkatkan warga daerah
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar